Waspada Kasus DBD, Tren Kasus Terdeteksi Sejumlah di Kecamatan

Kutim– Dinas Kesehatan Kutai Timur (Diskes Kutim) masih atensi terkait kasus wabah Demam Berdarah Dangue (DBD).
Pasalnya Wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi salah satu daerah yang menduduki angka penularan tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim) bahkan masuk zona merah.
Sesuai data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim terdapat ratusan kasus periode tahun ini.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk memperhatikan tempat-tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sumber jentik nyamuk.
Termasuk dengan menerapkan pola 3M plus yang merupakan langkah-langkah sederhana yang ampuh mencegah penyakit DBD.
Kepala Diskes Kutim, Bahrani menuturkan dari 18 Kecamatan yang ada terdapat 10 Kecamatan yang terdapat kasus DBD dan kasus lebih dominan di Kecamatan Sangatta Utara.
“Jumlah kasus sudah mencapai 194 orang. Jadi tetap waspada dan melakukan pola hidup sehat agar kasus tidak bertambah,” sebutnya.
Senada, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Manular (P3M) Dinkes Kutim, M. Yusf menuturkan untuk menurunkan angka DBD ada beberapa upaya dilakukan baik sistem Fogging maupun memberantas jentik menggunakan obat pembasmi.
“Langkah yang paling aman yakni dengan memberantas jentik dengan abatesasi atau pembunuh jentik yang dituang di tempat penampungan air,” beber Yusuf saat dikonfirmasi pada Minggu (13/11).
Meskipun selama ini telah gencar dilakukan fogging di area rumah yang menjadi sarang nyamuk namun tersebut dinilai kurang efektif dalam upaya pencegahan penularan DBD.
“Memang saat disemprot nyamuk bisa mati tapi besoknya ada lagi. Belum lagi resiko kesehatan asap yang dikeluarkan,” bebernya.
Untuk itu, pihaknya akan memfasilitasi dengan memberikan obat abate untuk masyarakat umum guna mengurangi penularan DBD secara gratis. Abate merupakan cairan Larvasida yang sangat kuat dan efektif mengontrol fase jentik nyamuk sebagai penyebar penyakit.
Kendati demikian, hal tersebut pun dinilai belum efektif, pasalnya tidak semua masyarakat faham atau mengerti terkait kegunaan dari abate tersebut.
“Sebenarnya masing-masing puskesmas telah menyiapkan stok cuma memang masyarakat butuh edukasi terkait penggunaan. Jadi silahkan minta kepada petugas,” tukasnya. (adv/kls)