Hetifah: Kunci Transformasi Guru, Anak Didik Harus Bahagia

Guru yang terus menyuntikkan semangat berinovasi dalam proses pembelajaran, akan melahirkan siswa yang kreatif dan berkarya positif.

Hal ini diantaranya yang mengemuka dalam Diskusi Pendidikan bertajuk “Transformasi Guru dalam Merdeka Belajar” di hotel Kutai Timur, dihadiri oleh tak kurang dari 200 orang kepala sekolah dan guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK se-Kutai Timur yang dilaksanakan pada Selasa (08/08/2023).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Hetifah Sjaifudian Anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Timur ini, merupakan serangkaian kegiatan dimana sebelumnya telah dilaksanakan di kota Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, Bontang, dan akan terus dilaksanakan di kabupaten/ kota lainnya di Kalimantan Timur.

Wiwik Setyawati (Kepala Balai Guru Penggerak provinsi Kalimantan Timur), Abbas Husain (Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur), dan Wagiman (Kepala Dinas Pendidikan Wilayah II Provinsi Kalimantan Timur).

Abbas Huseini dalam sambutannya menyampaikan apresiasi luar biasa atas kegiatan ini. Ini merupakan kegiatan yang langka di Kutai Timur untuk bertemu langsung dengan para kepala sekolah dan guru se-Kutai Timur, sehingga diharapkan para guru nanti ya dapat menerapkan ilmu yang didapatkan di sekolah masing-masing.

Wiwik Setyawati menyampaikan bahwa Balai Guru Penggerak di setiap provinsi dibentuk tahun 2019 untuk mengembangkan dan memberdayakan guru dan tenaga kependidikan supaya terjadi akselerasi dan transformasi guru. Sejalan dengan program Merdeka Belajar, guru penggerak erat kaitannya dengan Kurikulum Merdeka.

Ke depan, guru diharapkan sebagai pemilik dan pembuat kurikulum, bukan hanya sebagai pelaksana. Guru juga diharapkan sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan yang mengedepankan pelatihan guru berdasarkan praktik dan peningkatan empat kompetensi guru, yaitu : pedagogi, profesional, sosial, dan personal.

“Transformasi guru saat ini diharapkan pembelajaran yang bukan hanya berpusat pada guru tetapi kepada siswa. Guru harus lebih banyak mendengar dan menerima, karena saat ini guru bukanlah satu-satunya sumber informasi pembelajaran. Sehingga siswa dapat didorong untuk tumbuh dan berkembang secara holistik. Hal ini mengukuti kepada empat kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu: Pedagogik, professional, kepribadian dan kompetensi sosial,” jelasnya.

Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, menegaskan bahwa kunci pendidikan bertransformasi adalah pada guru. Merdeka Belajar menjadi tonggak sebuah perombakan ekosistem pendidikan Indonesia, guna mencapai karakter Pelajar Pancasila dimana guru memastikan bahwa para siswa harus bahagia, dimulai dengan pembelajaran yang menyenangkan, sebagai pondasi untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pada intinya, Merdeka Belajar mendorong agar seluruh pihak baik guru maupun siswa dapat berpartisipasi secara seimbang dalam pembelajaran.

“Jadi pembelajaran kini tidak satu arah dan dipaksakan, melainkan dua arah sehingga ruang kreativitas dan peran siswa menjadi lebih banyak,” terangnya.

Lebih lanjut Anggota DPR RI yang sudah diberikan amanah selama tiga periode ini mengingatkan bahwa guru harus berpihak kepada murid, dimana guru menggerakkan komunitas belajar di sekolah dan luar sekolah, termasuk guru yang lain agar dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan tahap perkembangan murid.

“Pentingnya apresiasi yang diberikan guru untuk anak murid, akan dapat membangkitkan semangat para murid dan membuatnya berada pada situasi belajar yang menyenangkan. Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda akan mempengaruhi psikologis anak. Hal ini tergantung bagaimana guru memperlakukan siswa. Juga bagaimana pembelajaran harus membuat orang tua terlibat dan memahami minat siswa,” pungkasnya.

Terakhir, Hetifah berharap guru-guru di Kutai Timur dapat mencetak anak-anak yang bisa mengisi dan memimpin Ibukota Nusantara. (***)

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *