Pembelajaran Tatap Muka di Kutim Masih Dikaji

KILASKALTIM.COM- Meski awalnya dinas pendidikan (Disdik) telah melakukan pembahasan persiapan pembelajaran secara tatap muka yang diagendakan pada 2021 mendatang. Namun melihat kondisi pandemi yang belum melandai maka pihaknya melakukan pertimbangan agar tidak terkesan dipaksakan.
Sekretaris Disdik Kutim, Suyatno menuturkan sesuai intruksi Kemendikbud bahwa sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan kouta didalam kelas separuh dari jumlah pembelajaran normal.
“Semisal didalam kelas koutanya tiga puluh dua siswa maka separuhnya jadi hanya enam belas orang saja juga masuk secara bergiliran (shift). Jadi selain pembatasan jumlah didalam kelas juga akan selalu dievaluasi apakah ada yang bergejala Covid-19,” sebutnya.
Bahkan pihak orang tua mendorong pihakny untuk dilakukan pembelajaran tatap muka karena merasa jenuh sistem daring. Termasuk adanya pengurangan jam pelajaran dengan tiga pilihan kurikulum.
Diakui, meskipun adanya tatap muka namun beberapa penekanan kepada murid diantaranya jam istirahat siswa hanya didalam kelas dan tidak diperbolehkan ke kantin atau main di halaman sekolah.
“Termasuk peniadaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka yang memicu perkumpulan semua dilarang. Jadi siswa hanya diperkenankan belajar sesuai kurikulum yang diperbolehkan,” sebutnya.
Memang orangtua atau wali murid sangat menginginkan belajar tatap muka itu karena diyakini proses belajar paling baik adalah tatap muka, baik dari sisi sistem maupun psikologis anak.
“Karena sangat berbeda antara belajar daring dengan bertemu langsung dengan gurunya, kalau daring interaksinya kurang,” sebutnya.
Terpisah, Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang menanggapi rencana pembelajaran tatap muka (PTM) setelah keluarnya keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang mengizinkan kegiatan PTM di sekolah yang akan dimulai pada Januari 2021 mendatang.
Namun mengingat angka penyebaran Covid-19 masih meningkat sehingga belum bisa mengeluarkan kebijakan langaung untuk menerapkan PTM di sekolah Kutim.
“Kami masih meminta data laporan dari Disdik karena hal ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat. Kami juga akan melihat bagaimana perkembangannya di Kutim,” sebutnya.
Menurutnya, kika pandemi ini belum bisa dikendalikan dan pertimbangan dari sisi kesehatan belum memungkinkan, maka kegiatan PTM di sekolah Kutim jangan dipaksakan dan untuk sementara ditunda dahulu.
Pertimbangan lain, beberapa kepala daerah lain juga menolak dan meminta pertimbangan terkait kebijakan itu. Terlebih saat ini juga ada varian baru Covid-19 yang ditemukan di luar negeri.
“Tetpap mengedepankan keselamatan bagi anak-anak kita sehingga jangan tergesa-gesa karena utamanya menjaga kesehatan dan keselamatan dari wabah Covid-19 ,” timpalnya. (*)