KILASKALTIM.COM- Ketua pimpinan Cabang GP ANSOR Kutai Timur (Kutim) Zainul Arifin, SH menyikapi akan berdirinya pabrik methanol di kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Dalam sebuah wawancara belum lama ini, ia meminta penyerapan tenaga kerja lokal harus sudah dilaksanakan sejak awal pembangunan pabrik.
Ia menilai banyak warga Kecamatan setempat maupun di kutai timur pada umumnya yang bisa dilibatkan.
Agar dampak positif kehadiran pabrik methanol dengan investasi miliaran dolar AS itu langsung terasa bagi masyarakat kutai timur.
“Jadi jangan menunggu beroprasi, harus sejak mulai pembangunan juga, apalagi dimasa pandemi ini masyarakat sangat segera butuh lapangan kerja baru,” ujarnya saat diwawancarai.
Selain itu, ia meminta perusahaan juga mulai melatih tenaga kerja lokal. Agar saat beroprasi nanti, tenaga kerja lokal sudah bisa menjadi tenaga kerja ahli.
Tidak lagi mendatangkan tenaga ahli dari luar daerah, apalagi luar negeri.
Waktu sekitar empat tahun sejak mulai pembangunan hingga beroprasi dinilai cukup untuk melatih tenaga kerja lokal menjadi ahli.
“Diharapkan tenaga kerja lokal tidak cuma mengisi posisi non atau minim skill, tapi juga posisi ahli dan bahkan bila perlu top level perusahaan tersebut” kata Zainul Arifin, menegaskan.
Seperti yang diketahui, tahun 2021 yang akan datang PT Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) segera membangun pabrik Coal To Methanol di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Perusahaan hasil bentukan Konsorsium bakrie group tersebut dijadwalkan akan mulai beroprasi tahun 2024.
Adapun konsorsium tersebut terdiri dari PT Bakrie Capital Indonesia (bagian dari Grup Bakrie), PT Ithaca Resources, dan perusahaan gas asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals, Inc.
Pabrik methanol ini juga digadang-gadang menjadi yang pertama di asia tenggara yang menggunakan bahan baku batu bara. Bahkan proyek ini masuk dalam proyek strategis nasional.
Nantinya bahan baku batu bara akan disuplay dari tambang batu bara di wilayah kutai timur yang sudah lama eksis sebelumnya. (*/ab)