Aksi Heroik Bocah Cilik Ikut Pengibaran Dipuncak Beriun 1.261 MDPL

SANGATTA-Aksi heroik tak biasa dilakukan oleh orang-orang. Kali ini komunitas pecinta alam melakukan pengibaran bendera merah putih di puncak beriun dengan ketinghian 1,261 MDPL di Kecamatan Karangan, Kutim.

Koordinator tim Muhammad Said Ghazali menuturkan rombongan berangkat ke Desa Karangan untuk muncak di gunung beriun yang membutuhkan persiapan khusus untuk pendakian.

Bahkan dirinya juga membawa sang buah hati yang bernama Beriun. Ia didampingi kedua orang tuanya dan sebelumnya telah latihan fisik dengan jogging kecil, squat 100 kali perhari.

“Kendala yangg dihadapi adalah medan yang cukup sulit di tempuh. Sebab posisi medan khas pegunungan di tambah hutan lebat. Beberapa kali harus menyeberangi sungai, mendaki bukit yang terjal dan melewati batu batuan yang besar dan berlumut,” ujarnya.

Kendala lainnya adalah sang buah hati yang selalu ingin jalan sendiri di hutan tanpa harus di gendong. Kerena sangat senang berjalan di hutan karena merasa seperti arena bermain untuknya.

“Dibeberapa titik perjalanan anak kami (Beriun) jalan sendiri selama satu jam lebih tampa lelah, berkali kali di bujuk untuk di gendong namun tetap tidak mau dan memilih jalan saja,” sebutnya.

Dikatakan sepanjang perjalanan anaknya sesekali meloncat sana sini, kadang ia berhenti karena matanya tertuju dengan tanaman yg asing baginya. Kerap ia bertanya iniapa boleh di makan atau tidak?

“Karena kita mendaki di musim hujan membuat suasana hutan jadi lembab. Namun uniknya anak kami tak satupun pacet yg menggigitnya. Bahkan ia tidak takut terhadap pacet,” lanjutnya.

Biasanya faktor kelambapan itu menjadi banyak pacet di setiap perjalan. Sehingga semua tim di pastikan mendapat gigitan pacet lebih dari satu. Jadi kaki dan anggota tubuh lainnya harus selalu di lumuri minyak telon supaya pacet enggan untuk menempel.

“Untuk pembukaan jalur kami lakukan sejak expedisi Black Borneo Eiger, di tahun 2016 silan hingga pendakian terakhir 17 Agustus 2020 kemarin. Itupun baru delapan tim yang berhasil mencapai puncak Beriun,” timpalnya.

Meski gunung yang di daki memiliki ketinggian yang tidak seberapa di banding dengan pegunungan di luar pulau Kalimantan. Namun tingkat kesulitan medannya tidak dapat di remehkan. Mengingat jalur yang masih kurang begitu jelas dan jarak gunung dari pemukiman yang mencapai jarak 48 kilometer serta gunung tersebut sangat jarang di daki.

“Dari awal kita telah merencanakan pendakian ini dengan estimasi empat malam lima hari, namun setiap pagi di guyur hujan dan harus menunggu hujan reda baru dapat memulai perjalanan. Ekspedisi mendaki Beriun dapat di lakukan dengan lebih cepat. Tim sudah tiba di Desa karangan dalam yang berjarak sekitar 48 km dari pintu masuk pendakian.

‘Untuk makannya lauk kita bawa daging sapi 2 kg, ikan asin stengah kilo, tempe, telur, buah aple, coklat, sayur, dan ikan sarden dan lainnya,” tandasnya. (*)

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *