Negara Kecolongan

Oleh: Eko Wulandanu SH.,MH
Anggota DPRD Kukar
Apa itu Hacker? Hacker adalah orang yang kemampuan pemrogramannya dapat membobol sistem keamanan komputer atau jaringan komputer untuk tujuan tertentu.
Seorang hacker memiliki pemahaman lanjutan tentang komputer, jaringan, pemrograman, atau perangkat keras. Mengetahui apa itu peretas, orang dapat memahami bahwa peretas tidak selalu identik dengan penjahat dunia maya.
Didunia maya, peretas adalah orang yang dapat meretas perangkat seperti komputer, ponsel, webcam, dan router. Aktivitas peretasan yang merugikan individu tertentu adalah aktivitas kriminal.
Namun, dalam beberapa kasus, peretas adalah orang yang bisa berguna. Mengetahui apa itu hacker saat ini, seringkali menggunakan jasanya untuk melindungi sebuah website atau sistem
aplikasi yang digunakan oleh sebuah perusahaan.
Peretas ini dikenal sebagai peretas etis atau topi putih. Hacker itu akan selalu ada dan dimana saja. Umumnya motif mereka macam macam. Ada yang motifnya hanya iseng saja. Ya, kalau berhasil hack, mereka puas. Ada motif nya untuk cari uang dengan cara salah.
Ada motif nya untuk karena uang. Hacker mencuri data dan dijual kepada orang lain. Ada motif nya untuk tujuan politik dan kadang dipakai untuk balas dendam kepada lawan politik.
Bisa saja menjadi alat revolusi melawan rezim atau memenangkan seseorang yang tidak qualified sebagai pemimpin, seperti
yang terjadi di AS saat pilpres terpilihnya Donald Trumps.
Operasi penangkapan pelaku hacker jelas tidak mudah. Tidak semudah menangkap pelaku hoax. Karena mereka punya banyak cara untuk mengaburkan posisi mereka. Mereka bisa saja ada di negara A, sementara terlacak berada di negara B. Atau sebaliknya.
Dinegara manapun, operasi penangkapan
pelaku hakcer membutuhkan ongkos yang tidak mudah. Sangat sophisticated. Makanya setiap orang atau pemerintah atau lembaga atau perusahaan, kalau kena hack, sebaiknya focus dengan memperkuat sistem perlindungan diri.
Agar terhindari dari hack. Kecuali anda atau pemerintah atau perusahan mengelola akses IT dengan cara bego, tentu lebih focus cari siapa pelaku
hack. Indonesia dan juga di belahan negara lain, umumnya aplikasi yang menarik dan gratis, itu sangat digemari.
Contoh ebook, games dan design , email, belanja, sosial media dan lain lain. Sekali anda download maka suka tidak suka, anda sudah membuka diri anda untuk di hack. Kerugian yang bisa pasti anda hadapi yakni,
Pertama, kemungkinan data pribadi anda di hack. Jadi berhati hatilah dengan PIN atau password. Gunakan proteksi dengan SMS atau wajah sebagai alat kontrol terhadap kemungkinan di
hack.
Kedua, kemungkinan akun sosial media anda digunakan hacker secara tidak langsung sebagai alamat melakukan operasi. Setelah dia ketahui PIN dan password anda, maka tanpa anda sadari, dia gunakan itu untuk meng hack orang lain. Jadi tanpa anda sadari akun anda di pakai untuk mencuri data atau kegiatan kriminal.
Kalau kena patroli siber, maka yang terlacak adalah akun anda. Hacker sendiri aman saja. Entah dimana dia berada, nobody know. Jadi sebisa mungin sign up aplikasi sosial media via komputer dengan
kontrol password yang kuat.
Mengapa aplikasi gratis mudah dimanfaatkan oleh hacker ? karena umumnya aplikasi gratis atau open
source itu mudah kena virus. Ini istilahnya masuk lewat pintu belakang. Hacker masuk dengan memancing anda dengan malware seperti download suatu situs atau mengirim spam agar anda buka email tersebut.
Sekali anda terpancing, maka anda sudah kena trap di hack. Jadi saran saya. Jangan
mudah terpancing terhadap tawaran download gratis atau klik email yang tidak jelas.
Kita selalu membanggakan diri bahwa kita siap masuk 4 G dan 5 G. Era IT dibahas begitu canggih seakan
yang lain jadul. Semua pejabat jadi lebai bicara tentang fenomena IT. Unicorn didukung tumbuh.
Bank digital dibanggakan. Sebantar lagi digital currency akan diluncurkan. Tapi ternyata semua itu hanya omong kosong. Mengapa ? pemerintah tidak siap melindungi hal yang sangat esensi akan hak privasi data warganya.
Begitu mudah di hack orang dan hebatnya yang hack bisa dengan leluasa mentertawakan kebodohan pemerintah.
Mengapa pemerintah tidak siapkan infrastruktur IT sendiri yang tangguh seperti China.
Mengapa tidak luncurkan satelit dan Network access Point sendiri khusus mendukung Data Center untuk clearing data pribadi.
Mengapa tidak sediakan data Center untuk big data agar semua aplikasi hanya bisa di akses apabila server nya di dalam negeri. Mengapa ? Mengapa ? Bego ! Apapun kita kerjakan dengan semangat retorika.
Kerja banyak tapi engga jelas. Tapi uang keluar terus. Rapat terus. Peduli terus.
Kalau salah, yang salah rakyat. Kalau ada yang kritik, itu radikalis. Dan dengan Bjorka, mati kutu.
Entah apa sebutan untuk Bjorka. Mungkin cocoknya kecoak. Karena kecoak memang betah ditempat yang jorok (***)