Lanal Sangatta Gagalkan Ikan Biji Nangka 1,5 Ton Hasil Pengeboman di Perairan Sandaran

Sangatta, kilaskaltim.com– Aksi penangkapan ikan secara porak poranda yang dilakukan sejumlah nelayan asal Balikpapan dengan menggunakan alat bantu serbuk bom ikan.

Diketahui, Kapal Motor Nelayan (KMN) Ridho yang berisi tujuh nelayan digelandang ke Makolanal Sangatta beserta barang bukti.

Hasil tangkapan diperkirakan jumlahnya 1,5 ton dengan ikan jenis biji nangka hasil pengeboman di perairan Teluk Bakung Mabubar, Kecamatan Sandaran, Kutim, Sabtu (15/8/2020).

Danlanal Sangatta, Letkol Laut (P), Osben A Naibaho telah membeberkan penangkapan tujuh nelayan asal Balikpapan tersebut. Pihaknya mendapat informasi tentang kegiatan penangkapan ikan menggunakan bom di perairan Teluk Bakung Desa Manubar, pada Jumat kemarin (14/8/2020).

“Tim gabungan dari Posmat TNI AL Manubar dan Pos Polair Manubar langsung melakukan patroli di tempat kejadian perkara (TKP). Dengan meggunakan kapal milik nelayan dengan maksut pelaku tidak melarikan diri,” sebutnya.

Tim gabungan tiba di TKP dan melihat kapal yang ditumpangi para pelaku sedang mengambil ikan. Saat didekati, kapal sempat menjauh, hingga akhirnya dikeluarkan tembakan peringatan sebanyak dua kali, baru kapal tersebut berhenti.

Setelah berhenti lalu tim langsung melakukan pemeriksaan di kapal tersebut dan ditemukan beberapa barang bukti yakni sisa bubuk peledak, korek api batang, beberapa botol minuman berenergi yang diisi bubuk peledak, selang panjang, kaki katak, kacamata menyelam dan alat penghirup udara.

“Barang bukti ikan hasil tangkapan di dalam dua unit palka, hasil tangkapan dari mengebom ikan sekitar 1,5 ton. Ikan yang diambil adalah ikan biji nangka. Sehingga dapat dipastikan hasil pengeboman,” sebutnya.

Para tersangka diamankan di Makolanal Sangatta untuk diproses lebih lanjut ke Ditpolair Polda Kaltim di Balikpapan. Juga akan dilakukan pengembangan terhadap empat kapal yang ada di lokasi kejadian.

Tersangka, Jumadi pemilik kapal KMN Ridho, menuturkan dirinya bersama rombongan gencar mencari ikan dengan alasan kebutuhan mendesak. Ia beserta enam ABK berlayar ke perairan Kutim bersama empat kapal lainnya.

“Kami bukan sendirian, ada lima kapal rombongan dari Balikpapan. Empat kapal pembom ikan dan satu kapal pemancing. Kami dapat serbuk bom dari teman nelayan di laut saat berlayar di sekitar perairan Selat Makasar,” beber Jumadi.

Menurutnya, saat menangkap ikan di perairan Kutim secara perdana dengan masa perjalanan selama sepekan. kapal yang digunakan masih terbilang baru.

“Kapalnya masih kredit. Jadi kami berupaya keras untuk mencari ikan sebanyak-banyaknya agar cepat lunas,” sebutnya. (Las)

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *