Dewan Tanggapi Kasus Gagal Ginjal Pada Anak

Kutim– Kasus gagal ginjal akut misterius (Acute Kidney Injury/AKI) menjadi momok menakutkan bagi para orangtua tak terkecuali di Kabupaten Kutim, namun hingga saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim belum menemukan adanya kasus gagal ginjal akut pada anak.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kutim, Yan menuturkan memang diperlukan penelitian lebih lanjut terkait fenomena tersebut.
Apalagi saat ini pemerintah pusat sudah mengambil kebijakan dengan menarik peredaran beberapa obat sirup anak yang di duga menjadi salah satu penyebab utama.
“Kami meminta kepada pemerintah untuk menjalankan fungsinya dengan terus melakukan pemantauan secara langsung serta evaluasi di lapangan terhadap peredaran makanan, minuman maupun obat yang memang layak dikonsumsi oleh masyarakat,” bebernya.
Pihaknya menilai dalam kasus gagal ginjal ini pemerintah di nilai lambat dalam hal pencegahan dan pengambilan kebijakan, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.
“Harusnya pemerintah lebih proaktif dalam upaya pencegahan serta memberikan edukasi kepada masyarakat agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ulas dia.
Meski demikian, Kepala Dinkes Kutim Bahrani Hasanal menegaskan untuk tetap waspada pada penggunaan obat cari atau sirup yang diduga mengandung etilen glikol dan detilen glikol yang menjadi detterent effect sehingga mengakibatkan kasus gagal ginjal.
“Alhamdulillah sampai sekarang di Kutim belum ada laporan soal kasus gagal ginjal pada anak,” ujarnya.
Dari informasi yang beredar bahwa dikatakan ada salah salah wilayah di Kaltim terdapat kasus gagal ginjal akut. Namun pihaknya belum menerima informasi valid keberadaan kasus tersebut.
“Kami sudah memastikan memang belum ada. Kita tetap antisipasi di agar tidak kasus di Kutim,” ulasnya.
Pihaknya meminta agar para apotek agar mengikuti arahan Kemenkes agar peredaran atau penjualan obat cair masih dalam pengawasan.
“Apabila ada yang ingin membeli obat cair maka apoteker ataupun dokter umum yang bertugas di apoteker akan memberikan pilihan obat lain yang lebih aman,” ulasnya. (adv/kls)